Cinta adalah sebuah emosi
dari kasih sayang yang kuat dan ketertarikan pribadi. Dalam konteks filosofi
cinta merupakan sifat baik yang mewarisi semua kebaikan, perasaan belas kasih
dan kasih sayang. Pendapat lainnya, cinta adalah sebuah aksi/kegiatan aktif
yang dilakukan manusia terhadap objek lain, berupa pengorbanan diri, empati,
perhatian, memberikan kasih sayang, membantu, menuruti perkataan, mengikuti,
patuh, dan mau melakukan apapun yang diinginkan objek tersebut. Cinta adalah satu perkataan yang mengandungi
makna perasaan yang rumit. Bisa dialami semua makhluk. Penggunaan perkataan
cinta juga dipengaruhi perkembangan semasa. Perkataan sentiasa berubah arti
menurut tanggapan, pemahaman dan penggunaan di dalam keadaan, kedudukan dan
generasi masyarakat yang berbeda. Sifat cinta dalam pengertian abad ke 21
mungkin berbeda daripada abad-abad yang lalu. Ungkapan cinta mungkin digunakan
untuk meluapkan perasaan seperti berikut:
- Perasaan terhadap keluarga
- Perasaan terhadap teman-teman, atau philia
- Perasaan yang romantis atau juga disebut asmara
- Perasaan yang hanya merupakan kemahuan, keinginan hawa nafsu atau cinta eros
- Perasaan sesama atau juga disebut kasih sayang
- Perasaan tentang atau terhadap dirinya sendiri, yang disebut narsisme
- Perasaan terhadap sebuah konsep tertentu
- Perasaan terhadap negaranya atau patriotisme
- Perasaan terhadap bangsa atau nasinalisme
Cinta
juga selalu menyatakan unsur - unsur dasar tertentu, yaitu :
- Pengasuhan, contohnya cinta seorang ibu kepada anaknya
- Tanggung jawab, adalah tindakan yang benar – benar berdasarkan atas suka rela.
- Perhatian, merupakan suatu perbuatan yang bertujuan untuk mengembangkan pribadi. orang lain agar mau membuka dirinya.
- Pengenalan, merupakan keinginan untuk mengetahui rahasia manusia.
Unsur
Dalam Segitiga Cinta
Menurut
Dr. Salito W. Sarwono dalam artikel yang berjudul Segitiga Cinta , bukan
cinta segitiga dikatakan bahwa cinta yang ideal memiliki 3 unsur, yaitu:
- Keterikatan, adalah perasaan untuk hanya bersama orang yang dicintai, segala prioritas hanya untuk dia.
- Keintiman, yaitu adanya kebiasaan – kebiasaan dan tingkah laku yang menunjukkan bahwa tidak ada jarak lagi, sehingga panggilan formal diganti dengan sekedar nama panggilan.
- Kemesraan, yaitu rasa ingin membelai atau dibelai, rasa kangen apabila jauh atau lama tak bertemu, ucapan – ucapan yang menyatakan sayang, saling menium, merangkul dan sebagainya.
- Tingkatan Cinta
Ada tiga tingkat cinta, yaitu :
- Pertama, cinta atas dasar harapan mendapat sesuatu. Yaitu ketika seorang yang mencintai kekasihnya karena menginginkan sesuatu dari kekasihnya itu. Dan sesuatu yang diinginkannya itu biasanya berujud materi. Seorang wanita biasanya mudah tergoda dengan materi. Isteri yang mencintai suaminya karena ingin hartanya, berarti dia masuk dalam golongan ini. Isteri yang memijit punggung suaminya hanya ingin jatah nafkahnya ditambah. Isteri yang menyuguhkan teh hangat disertai seulas senyuman hanya karena ingin merayu minta dibelikan anting-anting. Atau isteri yang rajin bersih-bersih rumah dengan niat suami membelikan perabot baru. Semuanya masuk dalam golongan cinta tingkat ini. Cinta seperti ini adalah tingkatan cinta yang paling rendah. Jika keinginannya tidak terpenuhi maka kadar cinta pecinta golongan ini sontak turun tajam. Bahkan kemudian hatinya terisi oleh bibit-bibit kejengkelan, kebencian dan kemarahan. Sehingga bila akumulasi harapan-harapannya yang tak terpenuhi itu sudah sedemikian besar, seringkali berujung pada perselisihan, bahkan perpisahan.
- Kedua, cinta atas dasar mengharap Ridho Allah sekaligus ridho kekasih. Inilah cinta sejati. Inilah cinta tertinggi. Pada cinta jenis kedua (mengharap ridho kekasih), adakalanya orang tersebut melakukan sesuatu dengan tulus namun apa yang dilakukannya itu tidak diridhoi oleh Allah, Sang Pencipta Cinta. Artinya apa yang dilakukannya itu menyimpang dari aturan-aturan agama. Jika demikian adanya, maka dia dan kekasihnya tidak akan merasakan kebahagiaan sejati. Yang dirasakannya hanyalah kesenangan jangka pendek dan bersifat semu. Misalnya saja waktu sholat maghrib hampir habis dan dia membiarkan kekasihnya asyik menonton TV karena tidak mau mengganggu kesenangannya. Atau dia terus menerus memanjakannya dengan selalu membelikan barang-barang mewah secara mubazir dan berfoya-foya menghamburkan uang untuk menyenangkan kekasihnya (yang tidak punya nilai ibadah). Itu semua bertentangan dengan aturan Allah. Dan orang yang tindakannya bertentangan dengan aturanNya tidak akan menemukan ketentraman hidup dan kebahagiaan sejati. Sebab, yang meniupkan kebahagiaan dan ketenangan hidup kedalam hati manusia hanyalah Allah. Dan kebahagiaan sejati di dunia ini adalah ketika amal perbuatan seseorang itu sejalan dengan PerintahNya (sejalan dengan nurani). Yaitu ketika amal perbuatannya itu memiliki nilai ibadah.
Itulah kenapa cinta tulus saja tidak
menjamin kebahagiaan. Yang menjamin kebahagiaan adalah cinta jenis ketiga,
yakni cinta tulus mengharap Ridho Allah sekaligus kekasih. Jadi apa yang
dilakukan haruslah sesuai dengan jalur pencarian ridho-Nya terlebih dulu, baru
ridho kekasihnya.
- Kedua, cinta atas dasar mengharap ridho kekasih. Cinta seperti ini lebih tinggi tingkatannya dari yang pertama. Yaitu mencintai kekasih karena semata mengharap ridhonya. Orang yang memiliki cinta tingkat kedua ini akan melakukan apapun secara sukarela dengan tujuan agar kekasih mendapatkan kebahagiaan. Agar kekasih memperoleh kesenangan. Agar kekasih terhindar dari marabahaya, dll. Terkadang ada dia berani mengambil resiko besar dalam melakukan hal-hal tersebut. Terkadang dia bersedia melakukan sesuatu yang konyol dan memalukan. Terkadang dia mau melakukan sesuatu yang tidak masuk akal. Bahkan tak jarang ada yang rela melakukan sesuatu yang membahayakan nyawanya sendiri. Dalam melakukan semuanya itu, dia tidak mengharapkan imbalan dari kekasih atas apa yang dilakukannya itu. Yang ada dihatinya hanyalah niat tulus agar kekasihnya senang dan bahagia, itu saja. Dan inilah yang disebut cinta tulus. Dan ketika kekasih tersenyum senang, diapun turut merasakan kesenangan itu. Manakala kekasih bahagaia, hatinyapun turut merasa bahagia.
- Cinta Menurut Ajaran Agama
Berbicara tentang cinta, adalah hal
yang lumrah dan pasti ada dalam setiap hal di kehidupan. Cinta kepada Allah,
orang tua, sahabat, hobi, idola, ilmu pengetahuan, seni, dan masih banyak lagi.
Begitu banyak dan luasnya cinta di dunia. Sebagai individu, saya beruntung dan
bersyukur Allah memberikan cinta yang luas dan tak terbatas. Bagi saya, cinta
adalah saling memberi dan menerima dengan tulus. Apapun yang dikerjakan dengan
cinta, tentunya tidak ada rasa keberatan, ataupun sulit. Namun yang ada adalah
rasa senang untuk bisa melakukan sesuatu untuk yang dicintai tanpa
keterpaksaan.
“Mencintai
apa yang dicintai oleh kekasih adalah kesempurnaan cinta kepada sang kekasih”
(Ibnu al-Qayyim al-Jauziyah). Dalam Islam, cinta seseorang haruslah berlandaskan
kepengikutan (ittibaâ) dan ketaatan. Sebagaimana
firman-Nya, "Jika kamu benar-benar mencintai
Allah, ikutilah aku (Rasulullah), niscaya Allah mengasihi dan
mengampuni dosa-dosamu"(Qs.3:31-32).
Salah satu cinta yang diajarkan Rasulullah SAW.
diantaranya adalah, mencintai dan mengasihi sesama. Kecintaan ini, sebagaimana
pernah dicontohkan beliau, tak pernah dibedakan antara Muslim dan non-Muslim.
Bahkan, tidak dibenarkan jika kita tidak berbuat adil kepada suatu kaum
misalnya, hanya karena benci kepada mereka (Qs.5:8). Ajaran cinta Islami yang
mesti disemaikan bukanlah sebatas sesama Muslim. Tetapi justru sesama manusia
dan sesama makhluk. Rasulullah SAW. bersabda, "Hakikat seorang Muslim
adalah, mencintai Allah dan Rasul-nya, sesamanya, serta tetangganya, melebihi
atau sebagaimana ia cinta kepada dirinya sendiri" (HR.Imam Bukhari).
Kecintaan yang terekspresikan akan menjadi amal saleh buat pelakunya. Maka dari
itu, kecintaan maupun kebaikan, meskipun baru tersirat dalam hati dan belum
terlaksana, tetap akan mendapat pahala di sisi Allah.
KASIH SAYANG
Pengertian kasih sayang menurut kamus umum bahasa Indonesia
karangan W.J.S.Porwadarminta adalah perasaan sayang, perasaan cinta atau
perasaan suka kepada seseorang.
Dalam kehidupan berumah tangga kasih sayang merupakan kunci
kebahagiaan. Kasih sayang ini merupakan pertumbuhan dari cinta. Percintaan
muda-mudi (pria-wanita) bila diakhiri dengan perkawinan, maka didalam rumah
tangga keluarga muda itu bukan lagi bercinta-cintaan, tetapi sudah bersifat
kasih mengasihi atau saling menumpahkan kasih sayang. Dalam kasih sayang sadar
atau tidak sadar dari masing-masing pihak dituntut tanggung jawab, pengorbanan,
kejujuran, saling percaya, saling pengertian, saling terbuka, sehingga keduanya
merupakan kesatuan yang bulat dan utuh.Bila salah satu unsur kasih sayang
hilang, misalnya unsur tanggung jawab, maka retaklah keutuhan rumah tangga itu.
Kasih sayang yang tidak disertai kejujuran, terancamlah kebahagian rumah tangga
itu.
Yang dapat merasakan kasih sayang bukan hanya suami atau istri
atau anak-anakyang telah dewasa, melainkan bayi yang masih merah pun telah
dapat merasakan kasih sayang dari ayah dan ibu. Bayi yang masih merah telah
dapat mengenal suara atau sentuhan tangan ayah ibunya. Bagaimana sikap ibunya
memegang/menggendong telah dikenalnya, hal ini karena sang bayi telah mempunyai
kepribadian.
Kasih sayang, dasar komunikasi dalam suatu keluarga. Komuniokasi
antara anak dan orang tua pada prinsipnya anak terlahir dan terbentuk sebagai
hasil curahan kasih sayang orang tuanya. Pengembangan watak anak dan
selanjutnya tak boleh lepas dari kasih sayang dan perhatian orang tua. Suatu
hubungan yang harmonis akan terjadi secara timbal balik antara orang tua dan
anak.
Adanya kasih sayang ini mempengaruhi kehidupan sianak dalam
masyarakat. Orang tua dalam memberikan kasih sayangnya bermacam-macam demikian
pula sebaliknya, dari cara pemberian cinta kasih ini dapat dibedakan:
1.
Orang tua bersifat aktif, si anak bersifat pasif
Dalam
hal ini orang tua memberikan kasih sayang terhadap anaknya baik berupa
moral-material dengan sebanyak-banyaknya, dan si anak menerima saja, mengiyakan
tanpa memberikan respon. Hal ini menyebabkan si anak menjadi takut, kurang
berani dalam masyarakat, tidak berani menyatakan pendapat, minder, sehingga si
anak tidak mampu berdiri sendiri di dalam masyarakat.
2. Orang tua bersifat pasif, si anak
bersifat aktif
Dalam hal ini si anak
berlebih-lebihan memberikan kasih sayang terhadap orang tuanya, kasih sayang
ini diberikan secara sepihak, orang tua mendiamkan saja tingkah laku si anak
tidak memberikan perhatian apa yang diperbuat anak.
3. Orang tua bersifat pasif, si anak
bersifat pasif
Di sini jelas bahwa masing-masing membawa hidupnya, tingkah lakunya sendiri-sendiri, tanpa saling memperhatikan. Kehidupan keluarga sangat dingin, tidak ada kasih sayang, masing-masing membawa caranya sendiri, tidak ada tegur sapa jika perlu, orang tua hanya memenuhi dalam bidang materi saja.
4. Orang tua bersifat aktif, si anak bersifat aktif
Dalam hal ini orang tua dan anak saling memberikan kasih sayang dengan sebanyak-banyaknya, sehingga hubungan antara orang tua dan anak saling intim dan mesra, saling mencintai, saling menghargai, saling membutuhkan. Kasih sayang itu nampak sekali bila seorang ibu sedang menyusui atau mengendong, bayinya itu diajak bercakap-cakap, ditimang-timang,dinyanyikan, meskipun bayi itu tidak tahu arti kata-kata, lagu dan sebagainya.
KEMESRAAN
Kemesraan berasal dari kata dasar mesra, yang artinya perasaan
simpati yang akrab.kemesraan ialah hubungan yang akrab baik antara pria dan
wanita yang sedang dimabuk asmara maupun yang sudah berumah tangga. Kemesraan
pada dasarnya merupakan perwujudan kasih sayang yang mendalam. Filusuf Rusia
dalam bukunya makna kasih mengatakan “jika seorang pemuda jatuh cinta pada
seorang gadis secara serius, ia terlempar keluar dari cinta diri, Ia mulai
hidup untuk orang lain” Pernyataan ini dijabarkan secara indah oleh William
Shakespeare dalam kisah “Romeo dan Juliet”, bila di Indonesia
kisah” Roro Mendut dan Prono Citro” Yose Ortage Y. Gasset dalam novelnya
“On Love” mengatakan, dikedalam sanubarinya seorang pencinta merasa dirinya
bersatu tanpa syarat dengan obyek cintanya. Persatuan bersifat kebersamaan yang
mendasar dan melibatkan seluruh eksistensinya”.
Selanjutnya Yose mengatakan, bahwa si pencinta tidaklah kehilangan
pribadinya dalam aliran enersi cinta tersebut. Malahan pribadinya akan
diperkaya, dan dibebaskan. Cinta yang demikian merupakan pintu bagi seseorang untuk
mengenal dirinya sendiri. Kemampuan mencinta memberi nilai hidup kita, dan
menjadi ukuran terpenting dalam menentukan apakah kita maju atau tidak dalam
evolusi kita.
Dari
uraian diatas terlihat betapa agung dan sucinya cinta itu. Bila seseoarng mengobral
cinta, maka orang itu merusak nilai cinta, yang berarti menurunkan martabat
dirinya sendiri. Cinta yang berlanjut menimbulkan pengertian mesra atau
kemesraan. Pemujaan-pemujaan itu sebenarnya karena manusia ingin berkomunikasi
dengan Tuhanya, hal ini berarti manusia mohon ampun atas segala dosanya, mohon
perlindungan, mohon dilimpahkan kebijaksanaan, agar ditunjukan jalan yang
benar, mohon ditambahkan segala kekurangan yang ada padanya,dllnya.
Bila
setiap hari sekian kali manusia manusia memuja kebesaranya dan selalu dan
selalu mohon apa yang kita inginkan, dan Tuhan selalu mengabulkan permintaan
umat-Nya, maka wajarlah cinta manusia kepada Tuhan adalah cinta mutlak. Cinta
yang tak dapat ditawar-tawar lagi, alangkah besar dosa kita, apabila kita tidak
mencintai-Nya, meskipun hanya sekejap. Sedikit contoh tentang kemesraan cinta.
Kemesraan Di Dalam Cinta
Aku tak tau mencinta..
Sebelum kuterlahir jadi manusia..
Kutak tau tuk apa kutercipta...
Karena tiada yang mau..
Mengajarkan aku untuk mencinta..
Seandainya cinta kurasa sejak dini..
Kupasti tak merasakan terabai...
KArena dia, yang jadi milikku..
Begitu baiknya ajarkan aku mencinta...
Ajarku tuk menyayanginya..
Dan memberikan aku semangat hidup....
KEluh kesahku tak pernah ada..
Karena dia, yang slalu menasehatiku..
Mempersembahkan canda pada hatiku...
Sehingga berwarnalah dunia ini...
Aku tak mau, kehilangan kemesraan ini..
Ajarilah aku slalu sayangku..
Kuingin slalu bersamamu..
Menjaga cintamu..dan memelukmu...
Tak sekedar ciuman mesra untukmu..
Tapi pengorbanan raga, kusiap sedia untukmu...
Aku cinta kamu....
Sebelum kuterlahir jadi manusia..
Kutak tau tuk apa kutercipta...
Karena tiada yang mau..
Mengajarkan aku untuk mencinta..
Seandainya cinta kurasa sejak dini..
Kupasti tak merasakan terabai...
KArena dia, yang jadi milikku..
Begitu baiknya ajarkan aku mencinta...
Ajarku tuk menyayanginya..
Dan memberikan aku semangat hidup....
KEluh kesahku tak pernah ada..
Karena dia, yang slalu menasehatiku..
Mempersembahkan canda pada hatiku...
Sehingga berwarnalah dunia ini...
Aku tak mau, kehilangan kemesraan ini..
Ajarilah aku slalu sayangku..
Kuingin slalu bersamamu..
Menjaga cintamu..dan memelukmu...
Tak sekedar ciuman mesra untukmu..
Tapi pengorbanan raga, kusiap sedia untukmu...
Aku cinta kamu....
PEMUJAAN
Pemujaan adalah salah satu manifestasi cinta manusia kepada
Tuhannya yang diwujudkan dalam bentuk komunikasi ritual. Kecintaan manusia
kepada Tuhan tidak dapat dipisahkan dari kehidupan manusia.Hal ini ialah karena
pemujaan kepada Tuhan adalah inti , nilai dan makna kehidupan yang sebenarnya.
Tuhan adalah pencipta, tetapi Tuhan juga penghancur segalanya,
bila manusia mengabaikan segala perintahNya. Karena itu ketakutan manusia-manusia
selalu mendampingi hidupnya dan untuk menghilangkan ketakutan itu manusia
memujaNya.
Karena
itu jelaslah bagi kita semua, bahwa pemujaan kepada Tuhan adalah bagian hidup
manusia, karena Tuhan pencipta semesta termasuk manusia itu sendiri, dan
pencintaan semesta untuk manusia.
Kalau manusia cinta
kepada Tuhan, karena Tuhan sungguh maha pengasih lagi maha penyanyan. Kecintaan
manusia itu dimanifestasikan dalam bentuk pemujaan atau sholat. Dalam kehidupan
manusia terdapat berbagai cara pemujaan sesuai dengan agama, kepercayaan,
kondisi dan situasi. Sholat di rumah, di masjid, sembahyang di pure, di Puncak
cinta manusia yang paling bening, jernih dan spiritual ialah cintanya kepada
Allah. Dan kerinduannya kepadaNya, tidak hanya dalam sholat, pujian dan doanya
saja tetapi juga dalam semua tindakan dan tingkah lakunya semua tingkah laku
dan tindakannya ditunjukan kepada Allah mengharapkan penerimaan dari ridhoNya.
Cinta yang ikhlas seorang manusia kepada Allah akan membuat cinta itu menjadi
kekuatan pendorong yang mengarahkan dalam kehidupannya dan menundukan semua
bentuk kecintaan lainnya. Cinta inipun juga akan membuatnya menjadi seorang
yang cinta kepada sesama manusia, hewan, semua makhluk Allah dan seluruh alam
semesta sebab dalam pandangannya semua wujud yang ada disekelilingnya mempunyai
manifestasi dari Tuhannya yang membangkitkan kerinduan-kerinduan spiritualnya
dan harapan kalbunya.
BELAS KASIHAN
Dalam surat Yohanes dijelaskan ada tiga macam cinta, Cinta agape ialah cinta manusia kepada Tuhan. Cinta Philia ialah cinta kepada ibu bapak (orang tua) dan saudara, dan ketiga cinta Amor/ Eros ialah cinta antara pria dan wanita. Beda antara cinta eros dan amor ini ialah cinta eros karena kodrati sebagai laki-laki dan perempuan, sedangkan cinta amor karena unsur-unsur yang sulit dinalar, misalnya gadis normal yang cantik mencintai dan mau dinikahi seorang pemuda yang kerdil.
Disamping itu masih ada cinta lagi yaitu cinta terhadap sesama. Cinta terhadap sesama merupakan perpaduan antara cinta agape dan cinta philia. Cinta sesama ini diberikan istilah belas kasihan, untuk membedakan antara cinta kepada orang tua, pria wanita dan cinta kepada Tuhan.
Dalam cinta sesama ini dipergunakan istilah belas kasih, karena cinta disini bukan karena cakapnya, kayanya, cantiknya, pandainya, melainkan karena penderitaanya. Penderitaan ini mengandung arti luas. Mungkin tua, sakit-sakitan, yatim piatu, penyakit yang dideritanya,dan sebagainya.
Perbuatan atau sifat menaruh belas kasihan adalah orang yang
berakhlak, manusia mempunyai potensi untuk berbelas kasihan. Masalahnya
sanggupkah ia menggugah potensi belas kasihnya itu. Bila orang itu tergugah
hatinya maka berarti orang berbudi dan terpujilah oleh Allah.
CINTA KASIH EROTIS
Cinta kasih kesaudaraan merupakan cinta kasih antara orang-orang
yang sama-sama sebanding, sedangkan cinta kasih ibu merupakan cinta kasih
terhadap orang-orang yang lemah tanpa daya. Walaupun terdapat perbedaan besar
antara kedua jenis tersebut, Kedua-duanya mempunyai kesamaan bahwa pada
hakekatnya cinta kasih tidak terbatas kepada seseorang saja. Berlawan dengan
kedua jenis cinta kasih tersebut ialah cinta kasih erotis, yaitu kehausan akan
penyatuan akan penyatuan yang sempurna, akan penyatuan dengan seseorang. Pada
hakekatnya cinta kasih tersebut bersifat bersifat ekslusif, bukan universal,
dan juga barangkali merupakan bentuk cinta kasih yang paling tidak dapat
dipercaya.
Pertama-tama cinta kasih erotis kerap kali dicampur baurkan dengan pengalaman yang eksplosif berupa jatuh cinta, tetapi seperti yang telah dikatakan terlebih dahulu , pengalaman intimitas, kemesraan yang tiba-tiba ini pada hakekatnya hanyalah sementara saja.Bilamana orang asing tadi telah menjadi seseorang yang diketahui secara intim, tak ada lagi rintangan yang harus diatasi , tidak lagi kemesraan tiba-tiba yang harus diperjuangkan pribadi yang dicintai telah dipahami orang seperti dirinya sendiri.
Disamping itu terdapat pula faktor-faktor lain , banyak orang mempunyai arti sebagai cara-cara mengatasi keterpisahan, seperti bercakap-cakap tentang kehidupan diri pribadi, tentang pengharapan-pengharapan dan kecemasan-kecemasannya, menampakan diri dengan segi-segi keanehannya, mengadakan hubungan dan minat yang sama terhadap dunia sekitar, semuanya itu dilaksanakan untuk mengatasi keterpisahan. Bahkan dengan memperlihatkan kemarahanya, kebencianya, dan memperlihatkan kekuranganya menahan diri, semuanya dianggap telah dicapai intimitas. Hal ini dapat menerangkan adanya daya tarik perversi (buruk). Cinta kasih dapat merangsang keinginan untuk bersatu secara seksual, dalam hal itu hubungan fisis tadi tidak memperlihatkan sifat-sifat yang rakus atau serakah dalam keinginan untuk menaklukkan atau untuk ditaklukkan, tetapi akan tercampur dengan kehalusan bertindak serta kemesraan.Apabila keinginan untuk penyatuan tidak dirangsang oleh cinta kasih, apabila cinta cinta kasih erotis tidak juga merupakan cinta kesaudaraan, ia hanya akan membawa kita kepada penyatuan yang bersifat orgiatis (pesta pora) dan sementara saja. Daya tarik seksual untuk semaentara waktu menimbulkan khayalan penyatuan, namun tanpa cinta kasih sebenarnya penyatuan ini membiarkan dua orang asing tetap berjauhan yang satu dengan yang lain seperti sebelumnya, Kadang-kadang hal itu menimbulkan rasa malu diantara mereka, bahkan menimbulkan rasa benci yang satu terhadap yang lain.
Dalam cinta kasih erotis terdapat ekslusifitas yang tidak terdapat
dalam cinta kasih persaudaraan dan cinta kasih keibuan. Ciri-ciri eksklusif
dalam cinta
Sumber:
http://egapramesti.wordpress.com/2011/04/30/pengertian-cinta-kasih/
http://www.cintaromantis.com/cintaromantis8.php
http://7offie.student.umm.ac.id/download-as-pdf/umm_blog_article_27.pdf
Tidak ada komentar:
Posting Komentar