Harapan
Setiap manusia mempunyai harapan. Manusia yang tanpa harapan
berarti manusia itu mati dalam hidup. Orang yang akan meninggal sekalipun
mempunyai harapan, biasanya berupa pesan-pesan kepada ahli warisnya. Harapan
bergantung paa pengetahuan, pengalaman, lingkungan hidup dan kemampuan
masing-masing. Berhasil atau tidaknya suatu harapan tergantung pada usaha orang
yang mempunyai harapan. Harapan harus berdasarkan kepercayaan, baik kepercayaan
pada diri sendiri, maupun kepercayaan kepada Tuhan yang maha esa. Agar harapan
terwujud, maka perlu usaha dengan sungguh-sungguh. Bila dibandingkan dengan
cita-cita, maka harapan mengandung pengertian tidak terlalu muluk, sedangkan
cita-cita pada umumnya perlu setinggi bintar. Antara harapan dan cita-cita
terdapat persamaan yaitu : keduanya menyangkut masa depan karena belum
terwujud, pada umumnya dengan cita-cita maupun harapan orang menginginkan hal
yang lebih baik atau meningkat.
Menurut kodratnya manusia itu adalah mahluk sosial. Setiap lahir
ke dunia langsung disambut dalam suatu pergaulan hidup, yakni ditengah suatu
keluarga dan anggota masyarakat lainnya. Ada dua hal yang mendorong manusia
hidup dalam pergaulan manusia lain yaitu dorongan kodrat dan dorongan kebutuhan
hidup.
Menurut Maslow sesuai dengan kodrat dan dorongan kebutuhan hidup
itu maka manusia mempunyai harapan. Pada hakekatnya harapan itu adalah
keinginan untuk memenuhi kebutuhan hidupnya. Sesuai dengan kodratnya harapan
manusia atau kebutuhan manusia itu adalah :
1. kelangsugnan hidup
2. keamanan
3. hak dan kewajiban mencintai dan dicintai
4. diakui lingkungan
5. perwujudan cita-cita
Kepercayaan
Kepercayaan berasal dari kata percaya
artinya mengakui atau meyakini akan kebenaran. Kepercayaan adalah hal-hal yang
berhubungan dengan pengakuan atau keyakinan akan kebenaran. Dasar kepercayaan
itu adalah kebenaran. Kebenaran atau benar amat penting bagi manusia. Setiap
orang mendambakannya, karena ia mempunyai arti khusus bagi hidupnya. Ia
merupakan focus dari segala pikiran, sikap dan perasaan. Dalam tingkah laku,
perbuatan manusia selalu hati-hati agar mereka tidak menyimpang dari kebenaran.
Manusia sadar bahwa ketidak benaran dalam bertindak, berucap dapat mencemarkan
atau menjatuhkan namanya.
Dr Yuyun suriasumantri dalam bukunya filsafat ilmu mengemukakan
tiga teori tentang kebenaran :
1. teori koherensi; suatu pernyataan dianggap benar bila
pernyataan itu bersifat koheren atau konsisten dengan pernyataan – pernyataan
sebelumnya yang dianggap benar. Misalnya setiap manusia pasti
mati. Paul manusia. Paul pasti mati.
2. teori korespondensi’ teori yang menyatakan bahwa suatu
pernyataan benar bila materi pengetahuan yang dikandung penyataan itu
berkorespondesni (berhubungan dengan) obyek yagn dituju oleh pernyataan
tersebut.
3. teori pragmatis’ Kebenaran suatu pernyataan diukur dengan
criteria apakah pernyataan tersebut bersifat fungsional dalam kehidupan praktis
Dasar kepercayaan adalah kebenaran, sumber kebenaran adalah
manusia. Kepercayaan itu dapat dibedakan atas :
1. kepercayaan pada diri sendiri
2. kepercayaan pada orang lain
3. kepercayaan pada pemerintah
4. kepercayaan pada Tuhan
Penyebab Manusia Mempunyai harapan
Menurut kodratnya manusia itu
adalah mahluk sosial. Setiap lahir ke dunia langusung disambut dalam suatu
pergaulan hidup, yakni di tengah suatu keluarga atau anggota masyarakat
lainnya. Tidak ada satu manusiapun yang luput dari pergaulan hidup. Ditengah –
tengah manusia lain itulah, seseorang dapat hidup dan berkembang baik
fisik/jasmani maupun mental/ spiritualnya. Ada dua hal yang mendorong orang
hidup bergaul dengan manusia lain, yakni dorongan kodrat dan dorongan kebutuhan
hidup.
• Dorongan kodrat
Kodrat ialah sifat, keadaan,
atau pcmbawaan alamiah yang sudah terjelma dalam diri manusia sejak manusia itu
diciptakan oleh Tuhan. Misalnya menangis, bergembira, berpikir, berjalan,
berkata, mempunyai keturunan dan sebagainya. Setiap manusia mempunyai kemampuan
untuk itu semua. Dorongan kodrat menyebabkan manusia mempunyai keinginan atau
harapan, misalnya menangis, tertawa, bergembira, dan scbagainya. Seperti halnya
orang yang menonton Pertunjukan lawak, mereka ingin tertawa, pelawak juga
mengharapkan agar penonton tertawa terbahak-bahak. Apabila penonton tidak
tertawa, harapan kedua belah pihak gagal, justru sedihlah mereka.
Kodrat juga terdapat pada
binatang dan tumbuh-tumbuhan, karena binatang dan tumbuhan perlu makan,
berkembang biak dan mati. Yang mirip dengan kodrat manusia ialah kodrat
binatang, walau bagaimanapun juga besar sekali perbedaannya. Perbedaan antara
kedua mahluk itu, ialah bahwa manusia memiliki budi dan kehendak. Budi ialah
akal, kemampuan untuk memilih. Kedua hal tersebut tidak dapat dipisahkan, sebab
bila orang akan memilih, ia harus mengetahui lebih dahulu barang yang
dipilihnya. Dcngan budinya manusia dapat mengetahui mana yang baik dan mana
yang buruk, mana yang benar dan mana yang
salah, dan dengan kehendaknya manusia dapat memilih. Dalam diri manusia masing-masing sudah terjelma sifat, kodrat pembawaan dan kemampuan untuk hidup bergaul, hidup bermasyarakat atau hidup bcrsama dengan manusia lain. Dengan kodrat ini, maka manusia mempunyai harapan.
salah, dan dengan kehendaknya manusia dapat memilih. Dalam diri manusia masing-masing sudah terjelma sifat, kodrat pembawaan dan kemampuan untuk hidup bergaul, hidup bermasyarakat atau hidup bcrsama dengan manusia lain. Dengan kodrat ini, maka manusia mempunyai harapan.
• Dorongan kebutuhan hidup
Sudah kodrat pula bahwa manusia
mempunyai bermacam-macam kebutuhan hidup. Kebutuhan hidup itu pada garis
besamya dapat dibedakan atas : kebutuhan jasmani dan kebutuhan rohani
Kebutuhan jasmaniah misalnya ; makan, minum, pakaian, rumah. (sandang, pangan,
dan papan), ketenangan, hiburan, dan keberhasilan. Untuk memenuhi semua kebutuhan itu manusia bekerja sama dengan manusia lain. Hal ini disebabkan, kemampuan manusia sangat terbatas, baik kemampuan fisik/jasmaniah maupun kemampuan berpikimya.
Kebutuhan jasmaniah misalnya ; makan, minum, pakaian, rumah. (sandang, pangan,
dan papan), ketenangan, hiburan, dan keberhasilan. Untuk memenuhi semua kebutuhan itu manusia bekerja sama dengan manusia lain. Hal ini disebabkan, kemampuan manusia sangat terbatas, baik kemampuan fisik/jasmaniah maupun kemampuan berpikimya.
Dengan adanya dorongan kodrat
dan dorongan kebutuhan hidup itu maka manusia
mempunyai harapan. Pada hakekatnya harapan itu adalah keinginan untuk memenuhi kebutuhan
hidupnya.
mempunyai harapan. Pada hakekatnya harapan itu adalah keinginan untuk memenuhi kebutuhan
hidupnya.
Menurut Abraham Maslow sesuai
dengan kodratnya harapan manusia atau kebutuhan
manusia itu ialah :
manusia itu ialah :
a) kelangsungan hidup (survival)
b) keamanan ( safety )
c) hak dan kewajiban mencintai
dan dicintai (be loving and love)
d) diakui lingkungan (status)
e) perwujudan cita-cita (self
actualization)
Pengertian Doa
Menurut bahasa do'a berasal dari
kata "da'a" artinya memanggil. Sedangkan menurut istilah syara' do'a
berarti "Memohon sesuatu yang bermanfaat dan memohon terbebas atau tercegah
dari sesuatu yang memudharatkan.
Adapun lafadz do'a yang ada
dalam al Qur'an bisa bermakna sebagai berikut:
1. Ibadah, seperti firman Allah: Dan janganlah kamu menyembah apa-apa yang tidak memberi manfaat dan tidak memberi madharat kepadamu selain Allah, sebab jika kamu berbuat demikian make, kamu termasuk orang-orang yang zhalim. (Yunus: 106).
1. Ibadah, seperti firman Allah: Dan janganlah kamu menyembah apa-apa yang tidak memberi manfaat dan tidak memberi madharat kepadamu selain Allah, sebab jika kamu berbuat demikian make, kamu termasuk orang-orang yang zhalim. (Yunus: 106).
2. Perkataan atau Keluhan.
Seperti pada firman Allah: Maka tetaplah demikian keluhan mereka, sehingga kami
jadikan mereka sebagai tanaman yang telah dituai, yang tidak dapat hidup lagi.
(al Anbiya: 15).
3. Panggilan atau seruan. Allah
berfirman: Maka kamu tidak akan sanggup menjadikan orang-orang yang mati itu
dapat mendengar, dan menjadikan orang-orang yang tuli dapat mendengar seruan,
apabila mereka itu berpaling ke belakang. (ar- Rum: 52)
4. Meminta pertolongan. Allah
berfirman: Dan jika kamu (tetap) dalam keraguan tentang at Qur'an yang Kami
wahyukan kepada hamba Kami (Muhammad) buatlah satu surat yang semisal at Qur'an
itu dan ajaklah penolong-penolongmu selain Allah, jika kamu orang-orang yang
benar. (al Baqarah: 23).
5. Permohonan. Seperti firman
Allah: Dan orang-orang yang berada dalam neraka berkata kepada penjagapenjaga
jahannam: "Mohonkanlah kepada Tuhanmu supaya Dia meringankan azab dari
kami barang sehari." (al Mukmin: 49).
Kepercayaan
Kepercayaan berasal dari kata
percaya, artinya mengakui atau meyakini akan kebenaran. Kepercayaan adalah
hal-hal yang berhubungan dengan pengakuan atau keyakinan akan kebenaran. maka
jelaslah kepada kita, bahwa dasar kepercayaan itu adalah kebenaran. Ada jenis
pengetahuan yang dimilik seseorang, bukan karena merupakan hasil penyelidikan
sendiri, melainkan diterima dari orang lain. Kebenaran pengetahuan yang
didasarkan atas orang lain itu disebabkan karma orang lain itu dapat dipercaya.
Yang diselidiki bukan lagi masalahnya, melainkan orang yang memberitahukan itu
dapat dipercaya atau tidak. Pengetahuan yang diterima dari orang lain atas
kewibawaannya itu disebut kepercayaan. Makin besar kewibawaan yang memberitahu
mengenai pengetahuan itu makin besar kepercayaan.
Dalam agama terdapat
kebenaran-kebenaran yang dianggap diwahyukan artinya diberitahukan oleh Tuhan –
langsung atau tidak langsung kepada manusia. Kewibawaan pemberi kebenaran itu
ada yang melebihi besamya . Kepercayaan dalam agama merupakan keyakinan yang
paling besar. Hak berpikir bebas, hak atas keyakinan sendiri menimbulkan juga
hak ber agama menurut keyakinan.
Dalam hal beragama tiap-tiap orang wajib menerima dan menghormati kepercayaan orang yang beragama itu, Dasarnya ialah keyakinan masing-masing.
Dalam hal beragama tiap-tiap orang wajib menerima dan menghormati kepercayaan orang yang beragama itu, Dasarnya ialah keyakinan masing-masing.
3 Macam Teori Kebenaran
• Teori Kebenaran Korespondensi
Teori kebenaran korespondensi
adalah teori yang berpandangan bahwa pernyataan-pernyataan adalah benar jika
berkorespondensi terhadap fakta atau pernyataan yang ada di alam atau objek
yang dituju pernyataan tersebut. Kebenaran atau suatu keadaan dikatakan benar
jika ada kesesuaian antara arti yang dimaksud oleh suatu pendapat dengan fakta.
Suatu proposisi adalah benar apabila terdapat suatu fakta yang sesuai dan menyatakan
apa adanya. Teori ini sering diasosiasikan dengan teori-teori empiris
pengetahuan.
Gejala-gejala alamiah, menurut
kaum empiris, adalah bersifat kongkret dan dapat dinyatakan lewat panca indera
manusia. Gejala itu bila ditelaah mempunyai beberapa karakteristik tertentu.
Logam bila dipanaskan akan memuai. Air akan mengalir ke tempat yang rendah.
Pengetahuan inderawi bersifat parsial. Hal ini disebabkan adanya perbedaan
antara indera yang satu dengan yang lain dan berbedanya objek yang dapat
ditangkap indera. Perbedaan sensivitas tiap indera dan organ-organ tertentu
menyebabkan kelemahan ilmu empiris. Ilmu pengetahuan empiris hanyalah merupakan
salah satu upaya manusia dalam menemukan kebenaran yang hakiki dengan segala
kelebihan dan kekurangannya. Penyusunan pengetahuan secara empiris cenderung
menjadi suatu kumpulan fakta yang belum tentu bersifat konsisten, dan mungkin
saja bersifat kontradiktif. Adanya kecenderungan untuk mengistimewakan ilmu
eksakta sebagai ilmu empiris untuk mengatasi berbagai masalah yang dihadapi
manusia tidak selalu tepat. Pengistimewaan pengetahuan empiris secara kultural
membuat manusia modern seperti pabrik. Semua cabang kebudayaan yang terbentuk
menjadi produksi yang bersifat massal.
Keberhasilan ilmu eksakta yang
berdasarkan empirisme dalam mengembangkan teknologi -ketika berhadapan dengan
”kegagalan ” ilmu-ilmu human dalam menjawab masalah manusia- membawa dampak
buruk terhadap kedudukan dan pengembangan ilmu-ilmu human. Analisis filsafat
tentang kenyataan ini harus ditempatkan secara proporsional, karena merupakan
suatu usaha ilmiah untuk membantu manusia mengungkap misteri kehidupannya
secara utuh.
• Teori Kebenaran Koherensi
Teori kebenaran koherensi adalah
teori kebenaran yang didasarkan kepada kriteria koheren atau konsistensi. Suatu
pernyataan disebut benar bila sesuai dengan jaringan komprehensif dari
pernyataan-pernyataan yang berhubungan secara logis. Pernyataan-pernyataan ini
mengikuti atau membawa kepada pernyataan yang lain. Seperti sebuah percepatan
terdiri dari konsep-konsep yang saling berhubungan dari massa, gaya dan
kecepatan dalam fisika.
Kebenaran tidak hanya terbentuk oleh hubungan antara fakta atau realitas saja, tetapi juga hubungan antara pernyataan-pernyataan itu sendiri. Dengan kata lain, suatu pernyataan adalah benar apabila konsisten dengan pernyataan-pernyataan yang terlebih dahulu kita terima dan kita ketahui kebenarannya. Salah satu dasar teori ini adalah hubungan logis dari suatu proposisi dengan proposisi sebelumnya. Proposisi atau pernyataan adalah apa yang dinyatakan, diungkapkan dan dikemukakan atau menunjuk pada rumusan verbal berupa rangkaian kata-kata yang digunakan untuk mengemukakan apa yang hendak dikemukakan. Proposisi menunjukkan pendirian atau pendapat tentang hubungan antara dua hal dan merupakan gabungan antara faktor kuantitas dan kualitas. Contohnya tentang hakikat manusia, baru dikatakan utuh jika dilihat hubungan antara kepribadian, sifat, karakter, pemahaman dan pengaruh lingkungan. Psikologi strukturalisme berusaha mencari strukturasi sifat-sifat manusia dan hubungan-hubungan yang tersembunyi dalam kepribadiannya. Pengetahuan rasional yang berdasarkan logika tidak hanya terbatas pada kepekaan indera tertentu dan tidak hanya tertuju pada objek-objek tertentu. Gagasan rasionalistis dan positivistis cenderung untuk menyisihkan seluruh pemahaman yang didapat secara refleksi. Pemikiran rasional cenderung bersifat solifistik dan subyektif. Adanya keterkaitan antara materi dengan non materi, dunia fisik dan non fisik ditolak secara logika. Apabila kerangka ini digunakan secara luas dan tak terbatas, maka manusia akan kehilangan cita rasa batiniahnya yang berfungsi pokok untuk menumbuhkan apa yang didambakan seluruh umat manusia yaitu kebahagiaan.
Kebenaran tidak hanya terbentuk oleh hubungan antara fakta atau realitas saja, tetapi juga hubungan antara pernyataan-pernyataan itu sendiri. Dengan kata lain, suatu pernyataan adalah benar apabila konsisten dengan pernyataan-pernyataan yang terlebih dahulu kita terima dan kita ketahui kebenarannya. Salah satu dasar teori ini adalah hubungan logis dari suatu proposisi dengan proposisi sebelumnya. Proposisi atau pernyataan adalah apa yang dinyatakan, diungkapkan dan dikemukakan atau menunjuk pada rumusan verbal berupa rangkaian kata-kata yang digunakan untuk mengemukakan apa yang hendak dikemukakan. Proposisi menunjukkan pendirian atau pendapat tentang hubungan antara dua hal dan merupakan gabungan antara faktor kuantitas dan kualitas. Contohnya tentang hakikat manusia, baru dikatakan utuh jika dilihat hubungan antara kepribadian, sifat, karakter, pemahaman dan pengaruh lingkungan. Psikologi strukturalisme berusaha mencari strukturasi sifat-sifat manusia dan hubungan-hubungan yang tersembunyi dalam kepribadiannya. Pengetahuan rasional yang berdasarkan logika tidak hanya terbatas pada kepekaan indera tertentu dan tidak hanya tertuju pada objek-objek tertentu. Gagasan rasionalistis dan positivistis cenderung untuk menyisihkan seluruh pemahaman yang didapat secara refleksi. Pemikiran rasional cenderung bersifat solifistik dan subyektif. Adanya keterkaitan antara materi dengan non materi, dunia fisik dan non fisik ditolak secara logika. Apabila kerangka ini digunakan secara luas dan tak terbatas, maka manusia akan kehilangan cita rasa batiniahnya yang berfungsi pokok untuk menumbuhkan apa yang didambakan seluruh umat manusia yaitu kebahagiaan.
• Teori Kebenaran Pragmatis
Teori kebenaran pragmatis adalah
teori yang berpandangan bahwa arti dari ide dibatasi oleh referensi pada
konsekuensi ilmiah, personal atau sosial. Benar tidaknya suatu dalil atau teori
tergantung kepada berfaedah tidaknya dalil atau teori tersebut bagi manusia
untuk kehidupannya. Kebenaran suatu pernyataan harus bersifat fungsional dalam
kehidupan praktis.
Menurut teori ini proposisi dikatakan benar sepanjang proposisi itu berlaku atau memuaskan. Apa yang diartikan dengan benar adalah yang berguna (useful) dan yang diartikan salah adalah yang tidak berguna (useless). Bagi para pragmatis, batu ujian kebenaran adalah kegunaan (utility), dapat dikerjakan (workability) dan akibat atau pengaruhnya yang memuaskan (satisfactory consequences). Teori ini tidak mengakui adanya kebenaran yang tetap atau mutlak.
Francis Bacon pernah menyatakan bahwa ilmu pengetahuan harus mencari keuntungan-keuntungan untuk memperkuat kemampuan manusia di bumi. Ilmu pengetahuan manusia hanya berarti jika nampak dalam kekuasaan manusia. Dengan kata lain ilmu pengetahuan manusia adalah kekuasaan manusia. Hal ini membawa jiwa bersifat eksploitatif terhadap alam karena tujuan ilmu adalah mencari manfaat sebesar mungkin bagi manusia.
Manusia dengan segala segi dan kerumitan hidupnya merupakan titik temu berbagai disiplin ilmu. Hidup manusia seutuhnya merupakan objek paling kaya dan paling padat. Ilmu pengetahuan seyogyanya bisa melayani keperluan dan keselamatan manusia. Pertanyaan-pertanyaan manusia mengenai dirinya sendiri, tujuan-tujuannya dan cara-cara pengembangannya ternyata belum dapat dijawab oleh ilmu pengetahuan yang materialis-pragmatis tanpa referensi kepada nilai-nilai moralitas. Aksiologi ilmu pengetahuan modern yang dibingkai semangat pragmatis-materialis ini telah menyebabkan berbagai krisis lingkungan hidup, mulai dari efek rumah kaca akibat akumulasi berlebihan CO2, pecahnya lapisan ozon akibat penggunaan freon berlebihan, penyakit minimata akibat limbah methylmercury hingga bahaya nuklir akibat persaingan kekuasaan antar negara. Ketiadaan nilai dalam ilmu pengetahuan modern yang menjadikan sains untuk sains, bahkan sains adalah segalanya, telah mengakibatkan krisis kemanusiaan. Krisis lingkungan dan kemanusiaan, mulai dari genetic engineering hingga foules solitaire (kesepian dalam keramaian, penderitaan dalam kemelimpahan). Manusia telah tercerabut dari aspek-aspek utuhnya, cinta, kehangatan, kekerabatan, dan ketenangan. Kedua krisis global ini telah menghantui sebagian besar lingkungan dan masyarakat modern yang materialis-pragmatis.
Menurut teori ini proposisi dikatakan benar sepanjang proposisi itu berlaku atau memuaskan. Apa yang diartikan dengan benar adalah yang berguna (useful) dan yang diartikan salah adalah yang tidak berguna (useless). Bagi para pragmatis, batu ujian kebenaran adalah kegunaan (utility), dapat dikerjakan (workability) dan akibat atau pengaruhnya yang memuaskan (satisfactory consequences). Teori ini tidak mengakui adanya kebenaran yang tetap atau mutlak.
Francis Bacon pernah menyatakan bahwa ilmu pengetahuan harus mencari keuntungan-keuntungan untuk memperkuat kemampuan manusia di bumi. Ilmu pengetahuan manusia hanya berarti jika nampak dalam kekuasaan manusia. Dengan kata lain ilmu pengetahuan manusia adalah kekuasaan manusia. Hal ini membawa jiwa bersifat eksploitatif terhadap alam karena tujuan ilmu adalah mencari manfaat sebesar mungkin bagi manusia.
Manusia dengan segala segi dan kerumitan hidupnya merupakan titik temu berbagai disiplin ilmu. Hidup manusia seutuhnya merupakan objek paling kaya dan paling padat. Ilmu pengetahuan seyogyanya bisa melayani keperluan dan keselamatan manusia. Pertanyaan-pertanyaan manusia mengenai dirinya sendiri, tujuan-tujuannya dan cara-cara pengembangannya ternyata belum dapat dijawab oleh ilmu pengetahuan yang materialis-pragmatis tanpa referensi kepada nilai-nilai moralitas. Aksiologi ilmu pengetahuan modern yang dibingkai semangat pragmatis-materialis ini telah menyebabkan berbagai krisis lingkungan hidup, mulai dari efek rumah kaca akibat akumulasi berlebihan CO2, pecahnya lapisan ozon akibat penggunaan freon berlebihan, penyakit minimata akibat limbah methylmercury hingga bahaya nuklir akibat persaingan kekuasaan antar negara. Ketiadaan nilai dalam ilmu pengetahuan modern yang menjadikan sains untuk sains, bahkan sains adalah segalanya, telah mengakibatkan krisis kemanusiaan. Krisis lingkungan dan kemanusiaan, mulai dari genetic engineering hingga foules solitaire (kesepian dalam keramaian, penderitaan dalam kemelimpahan). Manusia telah tercerabut dari aspek-aspek utuhnya, cinta, kehangatan, kekerabatan, dan ketenangan. Kedua krisis global ini telah menghantui sebagian besar lingkungan dan masyarakat modern yang materialis-pragmatis.
Dasar kepercayaan adalah
kebenaran. Sumber kebenaran adalah manusia. Kepercayaan itu dapat dibedakan
atas :
• Kepercayaan pada diri sendiri
Kepercayaan pada diri sendiri
itu ditanamkan setiap pribadi manusia. Percaya pada diri sendiri pada
hakekatnya percaya pada Tuhan Yang Maha Esa Percaya pada diri sendiri,
menganggap dirinya tidak salah, dirinya menang, dirinya mampu mengerjakan yang
diserahkan atau dipercayakan kepadanya.
• Kepercayaan kepada orang lain
Percaya kepada orang lain itu
dapat berupa percaya kepada saudara, orang tua, guru, atau siapa saja.
Kepercayaan kepada orang lain itu sudah tentu percaya ternadap kata hatinya,
perbuatan yang sesuai dengan kata hati, atau terhadap kebenarannya. Ada ucapan
yang berbunyi orang itu dipercaya karna ucapannya. Misalnya, orang yang
berjanji sesuatu hams dipenuhi, meskipun janji itu tidak terdengar orang lain,
apalagi membuat janji kepada orang lain.
• Kepercayaan kepada pemerintah
Berdasarkan pandangan teokratis
menurut etika, filsafat tingkah laku karya Prof.Ir, Poedjawiyatna, negara itu
berasal dari Tuhan. Tuhan langsung memerintah dan memimpin bangsa manusia, atau
setidak-tidaknya Tuhanlah pemilik kedaulatan sejati, Karena semua adalah
ciptaan Tuhan. Semua mengemban kewibawaan, terutama pengemban tertinggi, yaitu raja,
langsung dikaruniai kewibawaan oleh Tuhan, sebab langsung dipilih oleh Tuhan
pula (kerajaan)
Pandangan demokratis mengatakan bahwa kedaulatan adalah dari rakyat, (kewibawaan pun milik rakyat. Rakyat adalah negara, rakyat itu menjelma pada negara. Satu-satunya realitas adalah negara). Manusia sebagai seorang (individu) tak berarti. Orang. mempunyai arti hanya dalam masyarakat, negara. Hanya negara sebagai keutuhan (totalitas) yang ada, kedaulatan mutlak pada negara, negara demikian itu disebut negara totaliter. satu-satunya yang mempunyai hak ialah negara; manusia perorangan tidak mempunyai hak, ia hanya mempunyai kewajiban (negara diktator)
Jelaslah bagi kita, baik teori atau pandangan teokratis ataupun demokratis negara atau pemerintah itu benar, karena Tuhan adalah sumber kebenaran. Karena itu wajarlah kalau manusia sebagai warga negara percaya kepada negara/pemerintah.
Pandangan demokratis mengatakan bahwa kedaulatan adalah dari rakyat, (kewibawaan pun milik rakyat. Rakyat adalah negara, rakyat itu menjelma pada negara. Satu-satunya realitas adalah negara). Manusia sebagai seorang (individu) tak berarti. Orang. mempunyai arti hanya dalam masyarakat, negara. Hanya negara sebagai keutuhan (totalitas) yang ada, kedaulatan mutlak pada negara, negara demikian itu disebut negara totaliter. satu-satunya yang mempunyai hak ialah negara; manusia perorangan tidak mempunyai hak, ia hanya mempunyai kewajiban (negara diktator)
Jelaslah bagi kita, baik teori atau pandangan teokratis ataupun demokratis negara atau pemerintah itu benar, karena Tuhan adalah sumber kebenaran. Karena itu wajarlah kalau manusia sebagai warga negara percaya kepada negara/pemerintah.
• Kepercayaan kepada Tuhan
Kepercayaan kepada Tuhan yang
maha kuasa itu amat penting, karena keberadaan manusia itu bukan dengan sendirinya,
tetapi diciptakan oleh Tuhan. Kepercayaan berarti keyakinan dan pengakuan akan
kebenaran. Kepercayaan itu amat penting, karena merupakan tali kuat yang dapat
menghubungkan rasa manusia dengan Tuhannya. Bagaimana Tuhan dapat menolong
umatnya, apabila umat itu tidak mempunyai kepercayaan kepada Tuhannya, sebab
tidak ada tali penghubung yang mengalirkan daya kekuatannya. Oleh karcna itu
jika manusia berusaha agar mendapat pertolongan dari padanya, manusia harus
percaya kepada Tuhan, sebab Tuhanlah yang selalu menyertai manusia. Kepercayaan
atau pengakuan akan adanya zat yang maha tinggi yang menciptakan alam semesta
seisinya merupakan konsekuensinya tiap-tiap umat beragama dalam melakukan
pemujaan kepada zat tersebut.
Usaha itu antara lain:
• Meningkatkan ketaqwaan kita dengan
jalan meningkatkan ibadah.
• Meningkatkan pengabdian kita
kepada masyarakat.
• Meningkatkan kecintaan kita
kepada sesama manusia dengan jalan suka menolong, dermawan, dan sebagainya.
• mengurangi nafsu mengumpulkan
harta yang berlebihan.
• menekan perasaan negatif
seperti iri, dengki, fitnah, dan sebagainya.
Opini
Mengenai materi kali ini tentang manusia dan harapan, menurut saya harapan yang ada pada diri manusia itu tergantung dari pengalaman hidup yang telah dialami manusia tersebut sehinga harapan dari masing-masing individu akan berbeda-beda. Saya misalkan A dan B dengan kondisi dari anggaplah si A yang merupakan seorang yang hidupnya mapan dan tidak pernah merasa kekurangan dalam hal materi, dengan si B yang merupakan seseorang yang latar belakangnya tidak mampu dan harus bekerja sangat keras untuk dapat bertahan hidup. Si A mungkin tidak mengharapkan materi lebih tapi berbeda dengan si B yang mungkin mengharapkan materi yang lebih dari kehidupannya saat ini. Jadi dapat saya tarik kesimpulan bahwa salah satu factor utama dalam harapan masing-masing manusia adalah pengalaman yang telah dialaminya dalam hidupnya.
Mengenai materi kali ini tentang manusia dan harapan, menurut saya harapan yang ada pada diri manusia itu tergantung dari pengalaman hidup yang telah dialami manusia tersebut sehinga harapan dari masing-masing individu akan berbeda-beda. Saya misalkan A dan B dengan kondisi dari anggaplah si A yang merupakan seorang yang hidupnya mapan dan tidak pernah merasa kekurangan dalam hal materi, dengan si B yang merupakan seseorang yang latar belakangnya tidak mampu dan harus bekerja sangat keras untuk dapat bertahan hidup. Si A mungkin tidak mengharapkan materi lebih tapi berbeda dengan si B yang mungkin mengharapkan materi yang lebih dari kehidupannya saat ini. Jadi dapat saya tarik kesimpulan bahwa salah satu factor utama dalam harapan masing-masing manusia adalah pengalaman yang telah dialaminya dalam hidupnya.
http://abra139210.wordpress.com/2011/05/24/manusia-dan-harapan/
http://skyrider27.blogspot.com/2010/06/manusia-dan-harapan.html
http://mahisaajy.blogspot.com/2011/05/persamaan-harapan-dan-cita-cita.html
http://raitosun.blogspot.com/2011/04/manusia-dan-harapan.html
http://translate.google.co.id/translate?hl=id&langpair=en%7Cid&u=http://en.wikipedia.org/wiki/Truth
Tidak ada komentar:
Posting Komentar